#trik_pojok { position:fixed;_position:absolute;bottom:0px; right:0px; clip:inherit; _top:expression(document.documentElement.scrollTop+ document.documentElement.clientHeight-this.clientHeight); _left:expression(document.documentElement.scrollLeft+ document.documentElement.clientWidth - offsetWidth);
expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Banner

Image and video hosting by TinyPic

Wednesday, January 26, 2011

Apa aku terlihat seperti kupu-kupu?

Terima kasih untuk kelengkapan ini Ya Rabb ...


Kalian bisa menjawab dengan berbagai alasan judul yang saya jadikan sebuah pertanyaan untuk para pembaca sekalian.Untuk kalian semua pertanyaan itu saya tujukan. Mungkin saya bukan kupu-kupu, karena secara harfiahnya saya dilahirkan sebagai seorang manusia. Di sebuah desa, Tulungagung 11 Juni 1989 saya dilahirkan.

Menghirup oksigen tanpa harus membayar, makan dan minum lalu tumbuhlah seperti sekarang. Untuk dewasa atau tidaknya, saya serahkan kepada kalian dalam penilaian. Hei?! Saya lebih tepat disebutkan seperti kelelawar. You know why? Karena setiap hari kecuali hari Minggu saya menghabiskan waktu, pagi sampai dengan sore di rumah. Sementara pada malam harinya saya pergi ke luar rumah.


Yah, layaknya kelelawar. Mereka mencari makan ke sana dan ke situ. Berbeda sekali dengan mereka, saya tidak mencari makan. Saya menuntut ilmu di sebuah fakultas ilmu pendidikan bahasa inggris, UNISKA sejak tahun 2009 lalu. Di sebuah kelas yang di dalamnya itu-itu saja dan pasti ramai kalau kami ada di sana. Bukannya kami membuat keributan, tetapi di sana kami belajar.Yup! Saya belajar demi terwujudnya sebuah impian. Belajar agar otak tidak menjadi tumpul. Walaupun sesekali pernah saya mencari makan setelah pulang kuliah. Tetapi bukan dengan hinggap di satu pohon terus ke pohon lainnya ya! Saya kan manusia, bukan binatang.

Manusia mempunyai akal dan pikiran. Mempunyai indera penglihat, indera pendengar,  indera pencium,  indera perasa dan indera pengecap. Kalau ada yang kurang sebutkan saja teman...hehe. Tidak semua orang diberikan kelengkapan indera ke-5 tadi. Dan hari ini, di depanku. Tepat sekali di tempat ku duduk,di depan ada seorang anak yang kurang dalam hal "kelengkapan" tadi. Bukan karena dia cacat, bukan itu teman.

Terlihat lengkap dan tak kurang atau lebih satu apapun ku amati. Namun, si kakak cukup sabar dan lebih sabar dari saya. Walaupun sesekali si kakak menyuruh diam adiknya tadi dengan nada yang cukup kasar. Mungkin kalau tidak begitu si adik tidak akan sadar karena dia keterbelakangan mental. Tidak mampu mengontrol dirinya sendiri.

Sedikit demi sedikit jika diberikan pengertian mungkin akan lebih peka. Seperti fungsi didirikannya "SLB". Kalian tahu artinya kan?! Sekolah luar biasa, itulah arti dari singkatan tadi. Di sana setiap anak akan dilatih,dididik dengan penuh kesabaran agar sedikit lebih peka dengan lingkungan sekitar. Mungkin lebih tepatnya agar mereka sama mengertinya dengan kita jika tidak boleh gini dan tidak boleh gitu. Namun tidak sama persis dengan kita. Dan tak jarang orang-orang yang diberi kelengkapan malah menyesatkan dan sesumbar janji!

Kalian tahu tidak, seorang temanku yang bernama Rusda sampai sekarang dengan segenap kesabarannya masih bertahan untuk menjadi guru di sekolah yang semacam SLB tadi. Bahkan ketika hari Selasa yang lalu kami maju satu-persatu di depan kelas untuk mengungkapkan sebuah lagu yang paling disukai dan menyebutkan alasannya apa ("This song reminds me of ..."), Rusda dengan mata berkaca-kaca menceritakan anak didiknya. Hatiku bergetar ...
Ya Allah


Kupu-kupu

Tak jarang orang menyukaimu
Tak jarang pula orang geli dengan wujud  ulatmu
Kau indah kala jadi kupu
Dan kau menggelikanku kala jadi ulat
Apapun itu, semua akan indah pada waktunya
Seperti proses metamorfosis pada kupu-kupu
Indah, cantik menawan dan sulit untuk dilukiskan ...

No comments:

Post a Comment